UI Pertahankan Peringkat 1 Universitas Terbaik Versi THE AUR


UI Pertahankan Peringkat 1 Universitas Terbaik Versi THE AUR

Dilansir dari https://www.rutanjeneponto.com/ Universitas Indonesia (UI) masih menjadi kampus terbaik di Indonesia versi lembaga pemeringkatan perguruan tinggi dunia Times Higher Education (THE). Dalam rilis terbarunya, THE mengumumkan UI menempati peringkat 1 dari 18 universitas di Indonesia yang mengikuti pemeringkatan THE Asia University Rankings 2023. UI masuk jajaran 251–300 universitas terbaik dari total 669 universitas yang berasal dari 31 wilayah di Asia. Selain itu, UI bersama National University of Singapore dan Nanyang Technological University masuk peringkat 25 besar universitas terbaik di Asia Tenggara.

Targetkan terbaik di Asia Tenggara Rektor UI Prof. Ari Kuncoro menyampaikan apresiasinya kepada semua sivitas akademika UI yang telah berkontribusi dalam upaya internasionalisasi pendidikan. “UI terus meningkatkan performanya, karena target kami adalah menjadi yang terbaik di Asia Tenggara. Untuk mewujudkannya, perlu upaya serius dan dukungan dari seluruh sivitas akademika, semangat berkolaborasi dengan para mitra di level nasional dan global, serta melakukan berbagai terobosan,” terang Prof. Ari dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Minggu (25/6/2023). UI juga memperoleh nominasi THE Asia Awards 2023 untuk kategori Workplace of the Year. Kepala Biro Transformasi, Manajemen Risiko, dan Monitoring Evaluasi (TREM), Vishnu Juwono, yang turut hadir pada acara THE Asia Summit di Hong Kong menerangkan, pencapaian UI dengan dua tahun berturut masuk nominasi THE Asia Awards dan mempertahankan posisi nomor 1 di Indonesia untuk THE Asia Rankings, menunjukkan bahwa UI terus-menerus melakukan transformasi untuk tetap dapat bertahan di tengah kompetisi perguruan tinggi tingkat Asia yang semakin ketat ini.

Festival Pascasarjana FK-KMK UGM Bersama Universitas Pattimura Bahas Pengendalian Virus Nyamuk Demam Berdarah

Pentingnya sinergi bidang kesehatan didalam berkontribusi mengatasi masalah kesehatan nasional diwujudkan didalam berbagai program kerja serupa antar universitas. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) berkolaborasi bersama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura didalam kronologis “Festival Pascasarjana FK-KMK UGM” pada Sabtu (23/6).

Acara yang disiarkan segera berasal dari Aula Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura, Ambon berikut dihadiri segera oleh akademisi berasal dari dua universitas. “Tujuan utama kami datang laksanakan roadshow ini adalah untuk memperkenalkan bidang belajar di UGM. Kita paham bahwa persebaran tenaga kesehatan selagi ini tidak merata, dan sangat dibutuhkan. Kami berharap, acara ini mampu menaikkan pengetahuan dan menaikkan alternatif bagi para dosen, baik berasal dari S1 ke S2, maupun S2 ke belajar S3,” ucap dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Akademik & Kemahasiswaan FK-KMK UGM.

Pertemuan dua kampus ini menjadi wadah diskusi didalam mengulas berbagai isu kesehatan. “Besar harapan kami pada FK-KMK UGM untuk tidak cuma berdiskusi di sini, tapi juga mampu berkolaborasi lebih lanjut, lebih-lebih didalam Tridarma perguruan tinggi,” ungkap Dekan Fakultas Kedokteran Unpatti, Dr. dr. Bertha Jean Que, Sp.S., M.Kes. Menurutnya, salah satu faktor ketidakmerataan tenaga medis, lebih-lebih dokter adalah gara-gara enggannya lulusan sarjana kedokteran untuk menyita belajar profesi selain dokter spesialis. Hal ini juga mendapat dukungan bersama dengan terdapatnya kebijakan umur maksimal pendidikan S2 adalah 35 tahun.

Rangkaian acara dilanjutkan bersama dengan sesi talkshow dan diskusi bertema “Inovasi Intervensi dan Teknologi Kesehatan Kedokteran” yang dibawakan oleh civitas akademika FK-KMK UGM. Salah satu isu yang diangkat adalah inovasi dan intervensi penanganan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Kementrian Kesehatan melaporkan setidaknya tersedia peningkatan vital pada angka kematian gara-gara DBD, yakni 705 orang di 2021, menjadi 1.183 di 2022.